Kamis, 07 Januari 2010

Berbagi Rizki

Engkau tidak akan pernah mencapai kebaikan yang sempurna sampai Engkau mau menafkahkan harta yang engkau cintai kepada sesama. Dan apapun yang engkau nafkahkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.


Sebuah cara pendekatan yang selama ini dikesampingkan oleh umat Islam. Ada pelajaran yang sangat mulia dari Al-Qur'an, ternyata langkah untuk mendekat kepada Allah tidaklah melalui ibadah Mahdoh saja. Akan tetapi Allah akan menemani orang yang mau menemani kesusahan saudaranya. Sedang orang yang mau berderma untuk orang-orang yang membutuhkan, maka Allah akan melipatgandakan rizki-Nya. Tapi ternyata kebanyakan kita tidak sungguh-sungguh dalam beramal. Sering kali alasan kita beramal adalah karena untuk mendapatkan pujian, untuk dicatat sebagai dermawan, untuk kepentingan politik, untuk menyombongkan diri, dan yang lebih parah adalah beramal untuk berpesta pora sementara jutaan rakyat miskin kelaparan.

Sedang untuk mencapai tahapan yang mulia dalam kebaikan diperlukan keikhlasan. Sejauh ini ikhlas seperti sebuah misteri karena yang tahu adalah Allah SWT dan orang yang bersangkutan. Namun ternyata ada reep sederhana yang di tuangkan Allah dalam Surat Ali-Imron ayat 92 seperti yang termaktub di judul tulisan. Bagaimana maksudnya, kalau penulis boleh memberikan interprestasi begini mungkin, Kalau kita hendak mencapai derajat mukmin yang sejati maka orientasi hidup kita haruslah untuk orang lain (Rohmatan Lil 'Alamin). Artinya sejauh yang bisa kita lakukan, berikan yang terbaik bagi orang lain (lebih khusus orang miskin) sedang kita cukupkan diri dengan yang sederhana. Maka ketika kita bisa mengalah untuk orang lain yang membutuhkan, saat itulah kerendahan hati akan kita peroleh, dan seiring dengan itu keikhlasan akan menyusup dalam hati dan memberikan kebahagiaan yang luar biasa.

Kalau anda masih bingung ada contoh kongkret yang mungkin bisa kita lakukan bersama. Sholat jamaahlah di masjid dan bawalah sajadah yang terbaik yang anda punya. Kemudian berdirilah berdampingan dengan orang yang tidak membawa sajadah. Kalau anda orang egois (kecuali sakit) niscaya anda akan memakai sajadah itu sendiri, tanpa permisi pada jamaah yang ada di sebelah anda. Kalau anda mulai peduli niscaya anda bentangkan sajadah ke samping (kebanyakan bagian kaki sajadah untuk orang lain sementara bagian kepala sajadah untuk kita sendiri). Kalau anda ingin mencapai keikhlasan cobalah bentangkan sajadah dengan bagian kepala sajadah untuk orang lain sedangkan bagian kaki sajadah untuk kita. Kalau anda Riya' akan anda berikan sajadah untuk dipakai orang lain sepenuhnya disertai ucapan kalau kita bawa memang untuk orang lain. Sedangkan kita mengalah saja… Waallahu a'lam

1 komentar:

Anonim mengatakan...

visit you my friends

Posting Komentar